Model
Sistem Informasi Berbasis Komputer
Model dari Computer Based Information
System (CBIS)
Manajer membuat keputusan untuk memecahkan
masalah dengan menggunakan informasi. Informasi disajikan
secara lisan atau tulisan oleh suatu pengolah informasi. Porsi komputer dalam
pengolah informasi terdiri dari tiap area aplikasi yang berbasis komputer –
SIA, SIM, DSS, OA, dan ES. Sistem informasi berbasis komputer (computer-based
information system) atau CBIS digunakan untuk menggambarkan lima subsistem yang
menggunakan computer, yaitu :
1. Sistem Informasi
Akuntansi (S IA)
Sebuah sistem informasi yang menangani segala sesuatu yang berkenaan
dengan Akuntansi.
Fungsi penting yang dibentuk
S IA pada sebuah organisasi antara lain:
Mengumpulkan & menyimpan data tentang aktivitas dan transaksi
Memproses data menjadi informasi yang dapat digunakan dalam proses
pengambilan keputusan
Melakukan kontrol secara tepat terhadap aset organisasi
2. Sistem Pendukung Keputusan (Decision
Support S ystem)
Suatu sistem yang berbasis computer secara terpadu, yang dirancang
untuk membantu para manajer dalam aktivitas sehari-hari. Terutama dalam
aktivitas pengambilan keputusan
Suatu proses memasukkan beberapa aspek dari mekanisme keputusan ke
dalam SIM, sehingga pengambilan keputusan pada dasarnya hanyalah tinggal
memilih saja
3. Sistem Informasi Manajemen
Sistem informasi Manajemen adalah serangkaian sub sistem informasi yang
menyeluruh dan terkoordinasi & secara rasional terpadu yang mampu
mentransformasi data sehingga menjadi informasi lewat serangkaian cara guna
meningkatkan produktivitas yang sesuai denganmgaya dan sifat manajer atas dasar
kriteria mutu yang telah ditetapkan.
Merupakan sistem informasi yang menghasilkan hasil keluaran (output)
dengan menggunakan masukan (input) dan berbagai proses yang diperlukan untuk
memenuhi tujuan tertentu dalam suatu kegiatan manajemen
4. Otomatisasi Kantor
Semua sistem elektronik formal dan informal terutama yang berkaitan
dengan komunikasi informasi kepada dan dari orang yang berada didalam maupun
diluar perusahaan.
Sebuah rencana untuk menggabungkan teknologi tinggi melalui perbaikan
proses pelaksanaan pekerjaan demi meningkatkan produktifitas pekerjaan.
5. Sistem Pakar
Bentuk umum sistem pakar adalah suatu program yang dibuat berdasarkan
suatu set aturan yang menganalisis informasi (biasanya diberikan oleh pengguna
suatu sistem) mengenai suatu kelas masalah spesifik serta analisis matematis
dari masalah tersebut.
Tergantung dari desainnya, sistem pakar juga mampu merekomendasikan
suatu rangkaian tindakan pengguna untuk dapat menerapkan koreksi. S istem ini
memanfaatkan kapabilitas penalaran untuk mencapai suatu simpulan.
Sistem pakar adalah
suatu program komputer yangmengandung pengetahuan dari satu atau lebih pakar
manusia mengenai suatu bidang spesifik. Jenis program ini
pertama kali dikembangkan oleh periset kecerdasan buatan pada dasawarsa 1960-an
dan 1970-an dan diterapkan secara komersial selama 1980-an.
- Siapa User atau Pengguna Sistem Informasi:
- Manajer
- Non Manajer
- Orang-orang dan Organisasi-organisasi di dalam Lingkungan Perusahaan
- Manajer terdapat pada semua level dan semua Area Fungsional Perusahaan
Level Perencanaan
Strategi
Level Kontrol
Manajemen
Level Kontrol
Operasional
Mintzberg para manajer memiliki sepuluh peran
Tugas Personal 1
1) Menurut Mintzberg para manajer itu memiliki sepuluh peran berbeda-beda, dari kesepuluh peran tersebut dapat dibagi menjadi 3 category, yaitu : informational (managing by information), interpersonal (managing through people), and decisional (managing through action). Berikut keterangannya dibawah ini :
- informational (managing by information) (Manajemen dengan informasi), ada 3 peran, yaitu :
- Monitor (Pegawasan) , maksudnya adalah : Tugas meliputi operasi internal menilai, keberhasilan departemen dan masalah dan peluang yang mungkin timbul. Semua informasi yang diperoleh dalam kapasitas ini harus disimpan dan dipelihara. Misalnya : Mencari dan memperoleh pekerjaan yang berhubungan dengan informasi, membaca berita perdagangan, majalah, laporan, menghadiri seminar dan pelatihan, serta menjaga kontak relasi.
2. Disseminator ( Penyebar Informasi ).
Menyoroti faktual atau nilai pandangan eksternal berbasis ke dalam organisasi dan bawahan. Hal ini membutuhkan baik penyaringan dan keterampilan delegasi. Misalnya : Berkomunikasi / menyebarkan informasi kepada orang lain dalam organisasi, mengirim memo dan laporan; menginformasikan staf dan bawahan dari keputusan
Menyoroti faktual atau nilai pandangan eksternal berbasis ke dalam organisasi dan bawahan. Hal ini membutuhkan baik penyaringan dan keterampilan delegasi. Misalnya : Berkomunikasi / menyebarkan informasi kepada orang lain dalam organisasi, mengirim memo dan laporan; menginformasikan staf dan bawahan dari keputusan
3. Spokesperson ( Juru Bicara )
Berfungsi dalam kapasitas PR dengan menginformasikan dan melobi orang lain untuk menjaga stakeholder kunci diperbarui mengenai operasi organisasi. Misalnya : Berkomunikasi / mengirimkan informasi ke luar
Menyampaikan memo, laporan dan bahan informasi; berpartisipasi dalam
konferensi / pertemuan dan laporan kemajuan.
Menyampaikan memo, laporan dan bahan informasi; berpartisipasi dalam
konferensi / pertemuan dan laporan kemajuan.
- interpersonal (managing through people) ( manajemen melalui orang lain),
ada 3 peran, yaitu :
4. Figurehead ( Tokoh sebagai Simbol pemimpin perusahaan )
adalah orang yang memiliki peranan penting dalam kantor, tetapi secara de facto tidak sedikit kekuatan sebenarnya, paling sering dibatasi oleh Konvensi, bukan hukum. Semua inspirasi, sosial, kewajiban hukum dan seremonial. Dalam hal ini, manajer dipandang sebagai simbol status dan otoritas suatu perusahaan. Misalnya: melaksanakan tugas-tugas sosial dan hukum, bertindak sebagai pemimpin simbolis dengan menyapa pengunjung, menandatangani dokumen hukum, menghadiri upacara pemotongan pita, tuan rumah resepsi, dan lain-lain.
5. Leader ( Pemimpin )
Tugas adalah jantung dari hubungan mencakup penataan dan memotivasi bawahan, mengawasi kemajuan mereka, mempromosikan dan mendorong perkembangan mereka, dan menyeimbangkan efektivitas.
6. Liaison ( Penghubung atau Duta Perwakilan )
Membangun dan memelihara kontak dalam dan di luar organisasi
Bisnis korespondensi, partisipasi dalam pertemuan dengan perwakilan
dari divisi lain atau organisasi.
Membangun dan memelihara kontak dalam dan di luar organisasi
Bisnis korespondensi, partisipasi dalam pertemuan dengan perwakilan
dari divisi lain atau organisasi.
Menjelaskan kewajiban informasi dan komunikasi manajer. Satu harus berjejaring dan terlibat dalam pertukaran informasi untuk mendapatkan akses ke basis pengetahuan.
- decisional (managing through action) ( manajamen dengan tindakan nyata),
ada 4 peran, yaitu :
7. Entrepreneur ( Berjiwa Pengusaha )
Mengidentifikasi ide-ide baru dan memulai proyek perbaikan
dengan menerapkan inovasi dalam rencana untuk masa depan.
Mengidentifikasi ide-ide baru dan memulai proyek perbaikan
dengan menerapkan inovasi dalam rencana untuk masa depan.
Misalnya : mendorong para rekan manajer untuk membuat proyek-proyek perbaikan dan bekerja untuk mendelegasikan, memberdayakan dan mengawasi tim dalam proses pembangunan.
8. Disturbance Handler ( Pemecahan Masalah )
Berkaitan dengan mengatasi situasi krisis, seperti sengketa atau masalah dan mengambil tindakan korektif, menyelesaikan konflik antara bawahan, dengan mencari jalan keluar alternative yang strategis,
9. Resource Allocation ( Alokasi sumber daya )
Memiliki kewenangan dalam mengendalikan penggunaan sumber daya organisasi.
Misalnya : Menjelaskan tanggung jawab mengalokasikan dan mengawasi keuangan, material dan sumber daya personel. Menentukan di mana untuk menerapkan sumber daya
Draft dan persetujuan rencana, jadwal, anggaran, prioritas Set
Draft dan persetujuan rencana, jadwal, anggaran, prioritas Set
10. Negotiator ( Negosiasi )
Berpartisipasi dalam kegiatan negosiasi dengan organisasi lain dan individu. Misalnya : membela kepentingan bisnis, berpartisipasi dalam dan mengarahkan negosiasi dalam tim, departemen, dan organisasi.
@Tugas apa yang harus dilakukan oleh Rektor Binus University ? , serta berikan contoh konkritnya ?
Jawaban : menurut saya seorang Rektor sebaiknya melaksanakan beberapa Peran manager diatas yang lebih berkaitan dengan kegiatan perkuliahan, antara lain :
*Figurehead, contohnya : Rektor selalu bersikap mencerminkan sebagai pemimpin bijaksana agar menjadi panutan yang baik bagi seluruh pihak.
*Leader, contohnya : Rektor selalu diharapkan untuk mengambil keputusan yang tepat dalam memberikan perintah terhadap bawahannya.
*Liaison, contohnya: Rektor menghadiri pertemu pendidikan di secara nasional maupun international.
*Disturbance Handler, contohnya: Rektor binus bersedia untuk menelusuri peyebab masalah yang terjadi dalam perkuliahan dan setelah mendapatkan hasil dari inverstigasi mengadakan perundingan untuk menyelesaikan denga nsemua pihak yang berkepentingan.
*Monitoring, contohnya : Mengawasi kegiatan perkuliahan secara keseluruhan mulai dari level bawah sampai atas, apakah fasilitas dan materi perkulihan berfungsi dengan baik.
*Disseminator, contohnya : menyebarkan berita kepada seluruh lembaga terkait, seperti bila akan diadakan kegiatan seminar tahunan.
*Spokesperson, contohnya : bila ada jumpa pers rector bersedia memberikan semua keterangan kepada wartawan atau public.
*Resource Allocator, contohnya : Rektor bersedia untuk mencari tenaga pendidik terbaik agar lulusan binus memiliki kualitas yang terbaik.
2) Banyak orang mengatakan bahwa manajemen itu universal. Benarkah pendapat itu, kalau memang benanr, coba berikan contoh yang konkrit tentang keuniversalan manajemen itu.
- Jawabannya adalah Iya , alasannya adalah:
- manajemen adalah proses universal, Manajemen bersifat universal dalam arti bahwa itu berlaku di mana saja apakah sosial, agama atau bisnis dan industri.. Karena tidak seorang pun dapat bekerja sendiri dalam setiap jenis organisasi . Manajemen sebagai proces universal, merujuk pada proses yang diadopsi oleh orang-orang dari dunia tentang bagaimana untuk memuaskan keinginan dari sumber daya yang mampu memuaskan kebutuhan. Pada dasarnya, manajemen melibatkan lima komponen, yaitu : Planning, organizing, staffing, leading, and controlling. Hasil dimaksudkan manajemen yang baik dicapai dengan mengkoordinasikan sumber daya organisasi dengan cara yang mencapai misi dan tujuan. Menurut konsep , “Manajemen universal”. Manajemen bersifat universal dalam arti bahwa itu berlaku di mana saja apakah sosial, agama atau bisnis dan industri. Para pengikut konsep ini adalah Henry Fayol, Lawrence A. Appley, FW Taylor, Theo Haimann, dan lain-lain.
- Menurut- I. Henry Fayol, “Manajemen adalah kegiatan universal yang sama berlaku di semua jenis organisasi baik sosial, agama atau bisnis dan industri”.
- II. Megginson, “adalah Manajemen adalah sama, apakah itu di Lisbon, atau di London atau di Los Angeles.”
- III. Theo Haimann, “prinsip-prinsip Manajemen bersifat universal itu dapat diterapkan untuk setiap jenis perusahaan, di mana upaya manusia dikoordinasikan.”
- Contoh lainnya yang membuktikan “Management is Universal “, misalnya perusahaan Multi International seperti Prudential, Standard Chartered, Pizza Hut, Unilever, semua perusahan tersebut berusaha untuk menerapkan standard manajemen yang dapat dimengerti oleh orang Indonesia dan sesuai dengan budaya Indonesia, tetapi tetap berkaitan dan mencerminkan system manajemen yang ada di Negara asal mereka agar menciptakan pendekatan secara universal baik sosial, agama atau bisnis dan industri agar menjadi satu tujuan Perusahaan, ”Think Global do Local”.
3) A. Jelaskan karya-karya Frederick Winslow Taylor sehingga layak mendapatkan sebutan seperti itu (bapak manajemen ilmiah).
FREDERICK WINSLOW TAYLOR (1856-1915) “FATHER OF MODERN MANAGEMENT”
Manajemen modern adalah kolaborasi orang dan mesin untuk menciptakan nilai. Pada hari-hari awal industrialisasi inovator mesin dan inovator organisasi dan manajemen yang insinyur. Insinyur, setelah semua, adalah orang-orang yang paling dekat dengan mesin, dan fakta ini menempatkan mereka pada interaksi pekerja dan mesin. Hal ini tentu membantu menjelaskan Frederick Taylor dan penemuannya dari ” The Principles of Scientific Management “ “.
Taylor mengembangkan teori manajemen dalam bukunya ”Shop Management” yang diterbitkan pada tahun 1903, sehingga bisa dibilang karya ilmiah pertama pada manajemen. Meskipun ada buku dan potongan diterbitkan pada apa yang bisa disebut “manajemen” ini adalah lebih dari sebuah “panduan untuk” atau publikasi perdagangan terhadap praktik terbaik. Shop Management” mendekati peran manajer sebagai peran umum dengan fungsi tertentu sehubungan dengan pekerjaan kolaboratif. Masalahnya, seperti Taylor melihatnya, adalah bahwa pekerja tidak efisien karena:
(1) Pekerja cenderung ransum beban kerja mereka atau bekerja kurang dari yang mereka bisa, karena bekerja lebih cepat dan lebih keras akan berarti bahwa akan ada pekerjaan kurang atau tidak dapat dilakukan di masa depan.
(2) Manajemen gagal untuk struktur kerja secara efektif dan untuk memberikan insentif yang tepat. Ini harus menunjukkan bahwa Taylor menulis sebelum pembentukan sebuah “upah minimum” (upah minimum menjadi hukum federal pada tahun 1938), sehingga gagasan dari apa yang “hari kerja yang adil untuk membayar hari yang adil” adalah sewenang-wenang. Sehari-rate atau per jam-tingkat adalah praktek umum pada pergantian abad. Taylor dilihat praktek-praktek upah sebagai penghargaan untuk kehadiran, bukan kinerja. Sementara yang lain praktek umum adalah “sepotong-tingkat” sistem yang dibayar pekerja atas dasar output, ini umumnya gagal karena standar yang ditetapkan buruk, pengusaha menurunkan suku bunga ketika para pekerja mendapatkan “terlalu banyak”, dan pekerja akan menyembunyikan kemampuan mereka yang sebenarnya untuk produksi untuk menjaga standar rendah.
Solusinya, Taylor, memaparkan dalam menemukan upah kerja yang sesuai standar dan pas dengan standar. Manajemen harus menetapkan target kerja spesifik, membayar pekerja untuk tugas dan tujuan bertemu, dan memberikan umpan balik secara teratur. Unsur-unsur utama dari teorinya adalah:
1. Manajemen adalah ilmu sejati. Solusi untuk masalah penentuan standar kerja yang adil dan praktek dapat ditemukan oleh eksperimen dan observasi. Dari ini, berikut, bahwa ada “satu cara yang benar” untuk pekerjaan yang harus dilakukan.
2. Pemilihan pekerja adalah ilmu. Taylor “kelas pekerja pertama” adalah seseorang yang cocok untuk pekerjaan itu. Itu peran manajemen untuk menentukan jenis pekerjaan yang seorang karyawan yang paling cocok, dan untuk mempekerjakan pekerja dan menetapkan sesuai.
3. Pekerja harus dikembangkan dan dilatih. Ini adalah tugas manajemen untuk tidak hanya merancang pekerjaan yang dapat dilakukan secara efisien, tetapi manajemen bertanggung jawab untuk melatih pekerja tentang bagaimana pekerjaan yang akan dilakukan dan untuk memperbarui praktek sebagai yang lebih baik dikembangkan. Ini standarisasi bagaimana pekerjaan dilakukan dengan cara yang terbaik.
4. Manajemen ilmiah merupakan kolaborasi pekerja dan manajer. Manajer tidak bertanggung jawab atas pelaksanaan pekerjaan, tetapi mereka bertanggung jawab untuk bagaimana pekerjaan dilakukan. Perencanaan, penjadwalan, metode, dan pelatihan merupakan fungsi dari manajer.
The “ilmiah” pendekatan terhadap pekerjaan yang dipimpin Taylor untuk menyelidiki pekerjaan melalui “alokasi tugas” yang berarti bahwa pekerjaan akan dipelajari oleh sub-membagi menjadi tugas diskrit, setiap elemen dari pekerjaan akan diselidiki untuk melihat efisiensi optimal dengan yang bisa dicapai. Unsur-unsur dari pekerjaan, yang dirancang dengan baik, kemudian, akan direkonstruksi sebagai pekerjaan yang efisien. Kritik dari pendekatan ini adalah bahwa hal itu menghilangkan kontribusi sendiri pekerja untuk desain kerja dan, dengan demikian, mengasingkan pekerja dari pekerjaan. Namun, apa yang Taylor lakukan adalah link kekayaan nasional dan keuntungan perusahaan kepada seberapa efektif pekerjaan dilakukan, dan ia mendefinisikan peran kerjasama antara pekerja dan manajemen dalam penciptaan kekayaan.
Sistem Taylor diadopsi secara luas di Amerika Serikat dan dunia sampai kematiannya pada tahun 1930 tenaga kerja sebagai terorganisir mendorong upah minimum berdasarkan gaji per jam, dibandingkan dengan pendapat Taylor bahwa gaji harus didasarkan pada kinerja. Dalam prakteknya “Taylorisme” terlalu sering diacuhkan dari sebuah kolaborasi antara buruh dan manajemen, dan, sering, adalah topeng untuk eksploitasi bisnis pekerja. Kontribusi abadi dan tidak perlu dipertanyakan dari Frederick Taylor adalah bahwa manajemen secara tegas ditetapkan sebagai sesuatu yang dilakukan oleh yang terlatih, profesional dan praktisi diangkat sebagai subyek yang sah ”legitimate scholarship”.
B. Apakah karya-karya Frederick W.Taylor itu sudah pasti bisa diterapkan di dalam praktik-praktik manejemen di Indonesia? Jelaskan
Berdasarkan analisa dari teori F.W. Taylor diatas jawabannya adalah iya akrena kondisi ekonomi amerika hampir sama dengan indonesia dimana sangat mengandalkan para buruh tingkat bawah, sehingga sampai pada kesimpulan bahwa pendekatan dari pekerja level bawah ketingkat yang lebih atas. Titik beratnya ialah efisiensi dan produktivitas para pelaksananya yang terdapat di tingkat bawah, karena faktor-faktor dibawah ini :
1. Tidak semua pekerja melakukan pekerjaannya sesuai dengan bakatnya, maka perlu diadakan pemilihan pekerja yang baik.
2. Setiap pekerja harus melakukan pekerjaannya sesuai dengan kemampuannya, maka perlu diadakan latihan daripada pekerja agar dapat diperbaiki metode pekerjaannya
3.Untuk menjaga produktivitas kerja yang baik maka perlu diadakan pembagian waktu bekerja dan waktu beristirahat.
4.Produktivitas kerja akan terjamin, apabila diadakan sistem standar dari pada hasil kerja dan sistem insentif.
4) Cari dua buah organisasi yang menerapkan organisasi pembelajaran, dan kemudian Saudara analisis. Sebutkan sumber yang Saudara peroleh agar dapat diakses untuk pembuktian.
Sebuah organisasi pembelajaran adalah istilah yang diberikan kepada sebuah perusahaan yang memfasilitasi pembelajaran anggotanya dan terus mentransformasikan dirinya [1] organisasi Belajar berkembang. Sebagai akibat dari tekanan yang dihadapi organisasi modern dan memungkinkan mereka untuk tetap kompetitif dalam lingkungan bisnis. [2 ] Sebuah organisasi pembelajaran memiliki lima fitur utama, berpikir sistem, penguasaan pribadi, model mental, visi bersama dan pembelajaran tim [3] konsep organisasi belajar diciptakan melalui pekerjaan dan penelitian dari Peter Senge dan rekan-rekannya (Senge, 1994), ini mendorong organisasi untuk beralih ke cara yang lebih saling berpikir. Organisasi harus menjadi lebih seperti masyarakat bahwa karyawan dapat merasakan komitmen untuk [4] Mereka akan bekerja lebih keras untuk organisasi mereka untuk berkomitmen.
ada 3 gelombang mengenai pembelajaran (learning) adalah (1) organisasi dan perusahaan berkonsentrasi pada peningkatan proses kerja (improve work process), dalam fase ini, muncul konsep “kaizen”, TQM dan konsep-konsep lain yang berbasiskan pada mengatasi hambatan dan batasan. (2) fase kedua memfokuskan pada peningkatan mengenai cara bekerja (improve how to work), fase ini berkutat pada improvisasi cara berpikir dan pembelajaran mengenai masalah-masalah sistem yang dinamis, kompleks dan mengandung konflik. (3) konsep pembelajaran benar-benar tertanam dalam organisasi sebagai cara pandang dan berpikir para pimpinan dan pekerja.
- Dua buah organisasi yang menerapkan organisasi pembelajaran :
1. Perusahaan Sony ( Learning Organization – Sony )
Hampir semua orang mengenal dan kemungkinan besar pernah menggunakan produk buatan Sony. Sebagai perusahaan elektronik, Sony dinilai berhasil menciptakan produk-produk yang laku di pasaran dan menjadi icon di dunia teknologi.
Budaya yang dimiliki perusahaan Sony seperti kedisiplinan, inovasi, keberanian mengambil resiko, kesederhanaan dan kebersamaan dapat diaplikasikan dengan baik. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika seorang pendiri Sony berinteraksi langsung dengan cleaning service atau karyawan yang berada di level bawah. Budaya-budaya tersebut memungkinkan karyawan-karyawan Sony mengeluarkan potensi terbaik mereka untuk perusahaan. Sony juga sangat identik dengan inovasi. Produk-produknya sudah terkenal dengan kinerja dan desain yang prima. Meskipun Sony merupakan perusahaan global, namun Sony merupakan contoh perusahaan yang memiliki budaya lokal yang kuat dan positif.
Hal yang menyentuh lainnya dari budaya Sony: Sony meletakkan tujuan usahanya bukan hanya untuk mencetak laba semata. Yang paling utama bagi Sony adalah mengembangkan pertumbuhan jangka panjang dengan memberikan produk terbaik bagi konsumen, serta kesejahteraan bagi para karyawannya. Suatu budaya yang dianggap klasik, namun nyatanya hingga saat ini Sony mampu bertahan sebagai perusahaan yang disegani.
Sony sudah memenuhi karakteristik perusahaan yang menerapkan teori Learning Organization, diantaranya:
- Perputaran manajer secara periodik dimana setiap manajer yang dirotasi akan membawa pengalaman, perspektif dan kemampuannya yang telah dikembangkan di tempat/ bagian lain.
- Pelatihan yang berkesinambungan/terus menerus serta pengembangan diri karyawan
- Desentralisasi pengambilan keputusan yang memberikan ruang gerak pada mereka untuk melakukan eksperimen dengan cara-cara baru yang mereka rasa sesuai
- Mendorong banyak eksperimen untuk menciptakan produk-produk baru
- Toleransi tinggi terhadap kegagalan/kesalahan
- Keterbukaan terhadap ide dan keragaman
Banyak peneliti / analis mencatat bahwa pelatihan yang berkelanjutan dan pengembangan pada karyawan adalah pilar dari kunci kesuksesan perusahaan-perusahaan di Jepang dengan belajar teknologi baru untuk mengembangkan produk baru yang berkualitas, salah satunya adalah Sony.
2. Toyota Motor Corporation’s (The Toyota Way)
The Toyota Way adalah seperangkat prinsip dan perilaku yang mendasari pendekatan manajerial Toyota Motor Corporation dan sistem produksi. Toyota pertama menyimpulkan filsafat, nilai-nilai dan cita-cita manufaktur pada tahun 2001, menyebutnya Ini terdiri dari prinsip-prinsip di dua bidang utama: perbaikan terus-menerus, dan menghormati orang “The Toyota Way 2001.”
Pada tahun 2004, Dr Jeffrey Liker, University of Michigan profesor teknik industri, diterbitkan “The Toyota Way.” Dalam bukunya panggilan Liker Toyota Way, “sebuah sistem yang dirancang untuk menyediakan alat bagi orang untuk terus meningkatkan pekerjaan mereka.” [4] Sistem ini dapat diringkas dalam 14 prinsip. [5]
Menurut Liker, 14 prinsip Toyota Way diatur dalam empat bagian: (1) filosofi jangka panjang, (2) proses yang benar akan menghasilkan hasil yang tepat, (3) menambah nilai organisasi dengan mengembangkan orang-orang Anda, dan (4) akar permasalahan terus memecahkan mendorong pembelajaran organisasi.
Sekarang bahwa Toyota memiliki operasi produksi di berbagai negara di seluruh dunia. Sebagai catatan Times New York Artikel, sedangkan budaya perusahaan mungkin telah mudah disebarluaskan dari mulut ke mulut ketika Toyota manufaktur hanya di Jepang, dengan produksi di seluruh dunia, banyak budaya yang berbeda harus diperhitungkan. Konsep-konsep seperti “kepemilikan bersama masalah,” atau “genchi genbutsu,” (pemecahan masalah pada sumber bukan dari belakang meja), dan “pikiran kaizen,” (rasa tak berujung krisis belakang drive konstan perusahaan untuk meningkatkan), mungkin asing bagi orang Amerika Utara dan orang-orang dari budaya lain. Peningkatan terbaru dalam penarikan kembali kendaraan mungkin karena, sebagian, untuk “kegagalan oleh Toyota untuk menyebarkan obsesi untuk pengerjaan di antara jajaran tumbuh dengan pekerja pabrik di luar negeri dan manajer.” Toyota berusaha untuk mengatasi kebutuhan ini dengan mendirikan lembaga pelatihan di Amerika Serikat dan di Thailand.
Keahlian-keahlian Manajemen
Untuk dapat mengimplementasikan kegiatan manajemen tersebut sesuai dengan fungsinya masing-masing, maka diperlukan beberapa keahlian manajemen(managerial skills) yang diperlukan oleh setiap orang yang terlibat dalam organsasi, khususnya organisasi bisnis.
Keahlian-keahlian tersebut meliputi, sebagai berikut:
Keahlian teknis (technical skills), yaitu keahlian yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan spesifik tertentu, seperti mengoperasikan komputer, mendesain bangunan, membuat layout perusahaan, dan lain sebagainya.
Keahlian berkomunikasi dan berinteraksi dengan masyarakat (human relation skills), yaitu keahlian dalam memahami dan melakukan interaksi dengan berbagai jenis orang di masyarakat.Contohnya adalah keahlian dalam bernegosiasi, memotivasi, meyakinkan orang, dan lain sebagainya.
Keahlian konseptual (conceptual skills), yaitu keahlian dalam berpikir secara abstrak, sistematis, termasuk di dalamnya mendiagnosa dan menganalisis berbaga masalah dalam situasi yang berbeda-beda, bahkan keahlian untuk memprediksi masa yang akan datang.
Keahlian dalam pengambilan keputusan (decision making skills), yaitu keahlian untuk mengidentifikasi masalah sekaligus menawarkan berbagai alternative solusi atas permasalahan yang dihadapi.
Keahlian dalam mengelola waktu (time management skills), yaitu keahlian dalam memanfaatkan waktu secara efektif dan efisien.
Keahlian teknis (technical skills), yaitu keahlian yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan spesifik tertentu, seperti mengoperasikan komputer, mendesain bangunan, membuat layout perusahaan, dan lain sebagainya.
Keahlian berkomunikasi dan berinteraksi dengan masyarakat (human relation skills), yaitu keahlian dalam memahami dan melakukan interaksi dengan berbagai jenis orang di masyarakat.Contohnya adalah keahlian dalam bernegosiasi, memotivasi, meyakinkan orang, dan lain sebagainya.
Keahlian konseptual (conceptual skills), yaitu keahlian dalam berpikir secara abstrak, sistematis, termasuk di dalamnya mendiagnosa dan menganalisis berbaga masalah dalam situasi yang berbeda-beda, bahkan keahlian untuk memprediksi masa yang akan datang.
Keahlian dalam pengambilan keputusan (decision making skills), yaitu keahlian untuk mengidentifikasi masalah sekaligus menawarkan berbagai alternative solusi atas permasalahan yang dihadapi.
Keahlian dalam mengelola waktu (time management skills), yaitu keahlian dalam memanfaatkan waktu secara efektif dan efisien.
Beberapa keahlian lain yang juga diperlukan dalam manajemen atau pengelolaan bisnis, jika dikaitkan dengan persaingan bisnis global.Di antaranya, yaitu:
Keahlian dalam manajemen global (global management skills) , yaitu keahlian manajerial yang tidak saja terfokus pada satu keadaan di Negara tertentu, akan tetapi juga lintas negara bahkan lintas budaya.
Keahlian dalam hal teknologi(technological skills), yaitu keahlian manajerial dalam mengikuti dan menguasai berbagai perkembangan teknologi yang terjadi.
Keahlian dalam manajemen global (global management skills) , yaitu keahlian manajerial yang tidak saja terfokus pada satu keadaan di Negara tertentu, akan tetapi juga lintas negara bahkan lintas budaya.
Keahlian dalam hal teknologi(technological skills), yaitu keahlian manajerial dalam mengikuti dan menguasai berbagai perkembangan teknologi yang terjadi.